Saturday, December 12, 2015

Menulislah dan Tumpahkanlah Sesak.. #1


Katanya kalo kepalamu penuh, terlalu berisik, ataupun hatimu sesak, menulislah. Tulislah apapun yang melintas di kepalamu. Keluarkan resah dan ganjalan hatimu. Katanya..

Saat ini kepalaku berisik dan hatiku penuh sesak. Kalau istilah Mandarinnya 'juede hen men' [觉得很闷]Saat ini aku bahkan tak tahu apa yang mau kutulis. Meracau. Menumpahkan unek-unek dan segala racauan yang melintas di kepalaku. Aku bahkan tak juga tahu kenapa aku seperti ini. Padahal saat ini tepat satu hari menuju hari bahagiaku. Dan aku tak tahu apa yang harus kuharapkan.


Perasaanku saat ini campur aduk. Takut, sedih, dan cemas adalah rasa yang paling mendominasi. Mungkin ada rasa tak sabar, bahkan gembira di antaranya. Namun sayangnya mereka tenggelam didominasi rasa cemas, dan juga panik. Cemas dan panik untuk apa? Entah..

Mungkin aku merasa takut akan apa yang ada di depanku. Bayangan akan memasuki gerbang kehidupan baru membuatku cemas, padahal hal yang dicemaskan bukan yang penting, yang sebenarnya tidak perlu dicemaskan. Iya, aku memiliki kecenderungan untuk mencemaskan hal-hal yang entah. Bukan memproklamirkan bahwa aku memiliki gangguan kecemasan -karena kita tidak bisa sembarangan mengklaim diri sendiri memiliki gangguan psikologis ini dan itu- aku hanya mengatakan aku memiliki kecenderungannya. Walaupun mungkin bagi kalian salah.

 Aku mudah gugup dan panik. Apalagi kalau banyak hal yang berjalan di luar kendaliku. Pun ketika aku memasuki lingkungan dan suasana baru. Selama bertahun-tahun aku berusaha untuk belajar mengendalikan rasa gugup dan cemasku, apalagi ketika berbicara di depan banyak orang, atau hanya sekadar bertemu orang baru.

Saat ini bisa dibilang aku hanya tinggal selangkah menuju hidup baru. Beserta segala daftar persiapan yang masih harus dikerjakan. Tentu saja masih banyak daftar yang kurang. Dan kekurangan itu membuatku cemas, dan mengganggu tidurku. Sudah dua minggu aku tidak bisa tidur dengan nyenyak, selalu terbangun dengan mimpi-mimpi yang aneh.

Mungkin orang lain menganggapku aneh. Tidak apa-apa, aku sudah biasa. Anehnya lagi karena aku merasa sedih padahal aku akan memulai hidup baru dengan seseorang yang sudah kupilih untuk menghabiskan sisa hidupku dengannya. Tanpa sadar, banyak suara-suara di kepalaku yang berbisik akan sedikit kisah dan trauma masa lalu. Aku takut untuk benar-benar merasakan bahagia. Takut kalau ternyata bahagiaku itu cuma ilusi belaka. Semu.


Aku takut gelap. Aku juga takut sendirian. Kesepian. Tapi di lain waktu aku bisa menikmati gelap dan kesendirian, beserta sepi yang mengikutinya. Iya, aku tahu aku memang manusia aneh. Normal? Aku bahkan tidak tahu apa itu normal. Pola pikirku terlalu rumit. Aku bahkan tidak bisa menyampaikan sesuatu dengan cara yang sederhana. Tetap saja bagi orang lain masih terlalu rumit untuk bisa ditangkap.

Ketika orang lain bisa menyalurkan emosi mereka dengan menangis, aku hanya bisa diam dan merasakan sesak di dada. Lalu kemarahan menggangguku. Sepertinya aku hanya bisa merasa marah. Padahal tidak. Aku merasakan sedih, banyak kesedihan terperangkap di dalam dadaku. Kesedihan yang kutolak untuk kurasakan -karena kata orang-orang kita tidak boleh sedih, atau marah- kesedihan yang kuanggap tidak ada.

Padahal, segala rasa yang mampir sudah sepantasnya diberikan ruang untuk diakui, untuk dirasa. Sehingga mereka bisa pergi, dan hatiku menjadi lapang. Perasaan dan emosi yang ditolak pada akhirnya akan berkumpul di dalam ruang hatimu, kemudian akhirnya berkecamuk menjadi badai. Pada akhirnya aku akan menjadi seperti bom waktu. Berkumpul menghitung waktu dan menunggu untuk meledak.

Jadi daripada aku meracau menggangu orang lain, lebih baik aku menuliskannya di sini. Toh aku memiliki wadah untuk bercerita dan berkeluh kesah. Lagipula siapa juga yang membaca tulisan di bagian curhat? Oh, akupun tidak berniat untuk berperan sebagai korban, atau istilah kerennya playing victim. Aku hanya ingin menulis untuk menumpahkan segala rasa resah dan cemas di dalam hatiku, supaya kepalaku bisa sedikit hening dan aku bisa tidur dengan nyenyak.

Kau tahu? Tidak bisa tidur nyenyak sementara kepalamu berputar dan berteriak itu menyebalkan. It's reallly sucks, you know...




Sabtu dini hari, 12:34. 
Hujan di satu hari menjelang hari pernikahanku.

Ditemani lagu Dear God yang dibawakan oleh Avenged Sevenfold

Foto dicomot dari twitter dan postingan path teman saya.

No comments:

Post a Comment