Thursday, August 16, 2012

Sudahkan Kamu Tes HIV?



Sudahkan kamu tes HIV? 

Belakangan ini di twitter, seorang perempuan aktivis HIV, lagi rajin ngetwit soal sosialisasi dan kesadaran masyarakat soal HIV/AIDS. Yang dia bahas juga bukan hal yang rumit atau mungkin terlalu tinggi untuk orang awam, baru sekedar gimana caranya supaya bahasan tentang HIV/AIDS ini bukan menjadi hal yang tabu di masyarakat. Sekedar diskusi santai di tempat umum atau tempat nongkrong anak muda gaul macam seven eleven juga bisa, yang penting masyarakat terbiasa mendengar lalu nanti memiliki kesadaran untuk memeriksakan diri, misalnya. Hal ini berguna untuk membangun bahasan positif dan sukur-sukur mengurangi atau bahkan menghapus stigma negatif tentang HIV/AIDS dan ODHA (Orang dengan HIV AIDS).

Biasanya ya, topik-topik dengan bahasan "berat' macam ini, sejenis dengan Lupus, kanker, atau penyakit dengan label 'penyakit ganas' ini jarang yang tertarik untuk membahas, kecuali bersentuhan dengan lingkungan atau orang yang mengidap. Istilah yang tepat apa ya? Mengalami, menderita, mengidap? "Mengidap" mungkin lebih tepat ya? Yang terjadi padaku sih begitu, sampai pada akhirnya tertarik dengan isu seputar penyakit Lupus ya karena kakakku adalah seorang Odapus (Orang dengan Lupus). Nah, untuk peduli dan tau lebih banyak topik lainnya semisal HIV/AIDS ini gak perlu nunggu orang terdekat atau diri sendiri menjadi pengidap kan? Jangan sampai deh. :)


Aku sendiri gak banyak mengerti tentang HIV/AIDS, kadang-kadang aja baca artikel atau jurnal yang kebetulan dapet linknya. Yang aku tau adalah angka penyebaran HIV/AIDS di Indonesia ini semakin meningkat. Kenapa ya? Mungkin karena di negara yang katanya negara mayoritas muslim ini, membicarakan tentang seksualitas menjadi hal yang tabu, dosa katanya. Tempo hari di twitter aku juga sempat ikut nyamber twitnya mas Anggarasuwahju yang baru posting blog bersama mbak Ira Itikkecil dan membahas soal kampanye kondom yang ditentang di Indonesia. Menurut kaum agamis (ulama?), kampanye kondom ini dianggap melegalkan zina dan prostitusi. Apadeh.. :|

Kemudian dari situ juga dia melempar pertanyaan, sudahkan kamu tes HIV? Tes HIV? Buat apaan tes HIV. Gak ngerasa perlu dan buat apaan sih pake tes-tes segala. Mungkin itu yang ada di pikiran sebagian orang kalau ditanya soal itu. Ya kalau merasa tidak perlu, ya mungkin gak usah tes juga kali ya? Tapi katanya, sebagian orang Indonesia itu gak mau tes kesehatan bukan karena tidak merasa perlu sih, kebanyakan karena mereka takut. Takut sama stigma dan takut kalau ternyata beneran kenapa-kenapa, takut kalau beneran sakit, jadi mendingan gak tau apa-apa. Padahal kalau sudah tau sedari awal, kesempatan untuk sehatnya lebih besar bukannya? Well, easy said than done. Banyak juga kok perempuan yang gak mau tes kesehatan semacam tes kanker payudara atau serviks. Kalo aku sendiri sih bukan gak mau tes, belum ada uangnya aja. :'( *Iya, ini curcol*

Kapan hari itu sempat ngobrol lumayan banyak sama mbaknya, konselor HIV yang juga mengadvokasi orang-orang yang butuh pendampingan. Ngobrolin soal pentingnya kesadaran masyarakat dan juga pemeriksaan HIV. 

Katanya kalau gak punya uang, bisa juga kok tes gratis di PKM. Cuma bayar biaya administrasi 5000 rupiah saja! Cukup datang pagi-pagi ke Puskesmas Halimun, lokasinya di daerah Guntur sebelum Pasar Rumput sana, lalu ke loket lantai dua dan bilang mau VCT (bacanya visiti, #digelasin). Nanti akan ada orang dari dalam loket yang menghampiri dan minta data-data kamu. Tenang aja, semua dijaga kerahasiaannya kok, gak akan ditanyain di depan umum. Setelah itu bayar 5000 di kasir untuk administrasi dan langsung naik ke lantai 3 untuk diambil darahnya. Hasil tesnya bisa ditunggu sekitar 30 menit sampai 1 jam.

Puskesmas Halimun itu salah satu tempat yang menyediakan layanan VCT. Sebenarnya masih ada tempat lainnya sih. Untuk melihat mana saja tempat di DKI Jakarta bisa langsung klik di sini. Sedangkan untuk daftar VCT di Indonesia bisa diklik di websitenya AIDS Indonesia di link berikut ini

Tentang VCT nih, kenapa dibilangnya VCT dan bukan tes HIV? Kepanjangan VCT adalah Voluntary Counseling and Testing, tes HIV yang dilakukan secara sukarela. Karena tes HIV yang dilakukan ya atas dasar keinginan atau kesadaran sendiri, sadar dan tau kalau orang yang bersangkutan akan tes HIV. Yang paling penting adalah KERAHASIAAN DAN PRIVASI KLIEN TERJAMIN. Hasil tes HIV ini adalah rahasia yang hanya diketahui oleh klien dan konselornya saja, bahkan hasil tesnya tidak boleh dibawa pulang.

Siapa saja yang perlu dan sebaiknya mengambil VCT?
  • Orang yang pernah menerima transfusi darah
  • Pemakai narkoba suntik
  • Orang yang sembarangan menindik, merajah/menggambar tato menggunakan alat/jarum yang tidak steril/digunakan bergantian dengan orang lain. Bukan tatonya, tapi alat yang dipakainya.
  • Orang yang melakukan hubungan seksual yang beresiko. Umm, beresiko di sini bukan cuma melakukan hubungan seks dengan PSK aja sih, tapi hubungan seks tanpa pengaman itu termasuk beresiko. (Iya kan ya? Coba tolong dikoreksi)
  • Ibu rumah tangga. Ini menurutkuuuu siih.. Secara dari data statistik itu pengidap HIV itu banyak yang merupakan ibu rumah tangga. Mereka sih gak nakal, tapi kayaknya suaminya yang nakal. :|
  • Orang yang suka nyalon itu kira-kira perlu gak sih? Pengalaman pribadi pernah nyalon yang berurusan sama silet dan pisau cukur, apalagi perempuan gitu, dan pemakaiannya bukan untuk perorang gitu. Kepikir aja sih. :|
  • Well, mungkin hampir semua orang perlu tes HIV kali yaa.. ;____;

Kalian yang pada pintar-pintar pasti tau dong mitos dan fakta seputar virus HIV. Yaah, minimal ngerti bagaimana penularan HIV ini. Penularan HIV bisa melalui seks penetratif (anal atau vaginal) dan oral seks; transfusi darah; pemakaian jarum suntik terkontaminasi secara bergantian dalam lingkungan perawatan kesehatan, dan melalui suntikan narkoba; dan melalui ibu ke anak, selama masa kehamilan, persalinan, dan menyusui. HIV dapat ditemukan dalam cairan tubuh seperti darah, cairan semen, cairan vagina dan air susu ibu.

Jadi kalian ngerti kan pentingnya mengetahui kondisi kesehatan tubuh sendiri? Lebih baik mencegah daripada mengobati, karena di Indonesia sakit itu mahal. Untuk yang ingin baca-baca informasi lebih lanjut soal HIV/AIDS ini bisa langsung buka http://www.aidsindonesia.or.id ya! Aku sendiri belum baca semuanya sih, setidaknya kalian tau referensinya ke mana. :)


Beberapa link yang bisa jadi sumber informasi:

Sumber gambar dari sini

8 comments:

  1. Alhamdulillah kmrn setelah medical check up tidak ada masalah yang berarti. cuman masalah darah rendah ajah. hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah. Semoga tetap sehat jiwa raga ya! :)

      Delete
  2. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Karena memang tes HIV atau VCT bersifat rahasia, jadi hanya orang yang melakukan tes dan konselornya saja yang mengetahui hasilnya, sehingga hasil tidak dapat dibawa pulang. Apabila yang bersangkutan ingin memberitahukan hasil tes kepada orang lain, itu terserah ybs saja.

      Di bagian mananya kah yang mencurigakan, Mbak? :)

      Delete
  3. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  4. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  5. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  6. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete