Tuesday, June 19, 2018

Asuransi Milenial, Asuransi Kesehatan Buat Kamu Generasi Milenial!




Sekarang tuh lagi jamannya generasi milenial berjaya, ya gak sih? 

Yang saya sadari tuh, rasanya semua-mua yang berhubungan dengan pemasaran menyasar generasi milenial, termasuk Allianz melalui program Life Changer mereka. Tanggal 7 Juni 2018 kemarin di BUSS HQ, Neo Soho Capital, saya diundang oleh Allianz untuk menghadiri pembahasan mengenai Life Changer. Apa itu program Life Changer dan apa hubungannya dengan generasi milenial, simak tulisan saya berikut ini yes! 

Siapa sih milenial? Menurut Allianz, generasi milenial adalah mereka yang rentang usia 18-28. Milenial ini biasanya memiliki rentang pendapatan 45-600 juta/tahun, belum menikah, dan tinggal bersama orang tua dan kakek nenek. Oke, berarti rentang usia saya yang masih 23 tahun ini masih terhitung generasi milenial yes? 

Ibu Karin Zulkarnaen*

Katanya Ibu Karin Zulkarnaen selaku Head of Market Management Allianz Indonesia, faktanya generai milenial saat ini hanya 31% yang memiliki perencanaan keuangan yang cukup matang, 13% bahkan tidak punya perencanaan keuangan sama sekali. Lalu hanya 2% generasi milenial dengan perencanaan keuangan yang baik memilih asuransi sebagai salah satu instrumennya; sedangkan sebagian besar lainnya memilih untuk menabung dan berinvestasi pada usaha. 

Alasannya kenapa tuh? 
  • Harga. Premi asuransi kesehatan tu mahal! 
  • Kurang pengetahuan. Gak ngerti asuransi itu apa dan merasa bahwa punya asuransi itu mubazir, gak kepake. 
  • Dari segi kanal distribusinya, yaitu gak ngerti harus beli asuransi kesehatan di mana, gak ada yang nawarin, dan gak kenal agen asuransi. 
  • Proses pengajuan yang sulit. Biasanya sih karena syaratnya berbelit-belit dan proses klaimnya susah. 
  • Alasan pribadi. Gak tertarik dengan asuransi dan pede aja kalo si orang tersebut sehat. 
Kesimpulannya nih, generasi milenial merupakan segmen pasar yang berpotensi besar. Banyak dari mereka sudah memiliki rencana keuangan tapi belum menyiapkan perlindungan alias proteksi. Mereka juga belum mengenal konsep asuransi dengan tepat: belum terdukasi dan perkara harga yang kurang bersahabat.


Kantor Allianz di BUSS HQ

Berangkat dari sini lah Allianz ingin menjadi asuransi milenial dengan mengenalkan dan mengedukasi generasi milenial. Supaya nantinya mereka tertarik untuk memiliki perlindungan. Ketika mereka sudah paham konsep dan manfaat asuransi (terutama asuransi kesehatan), termasuk biaya premi, SKU seputar klaim, dll, mereka akan memiliki membeli produk asuransi dengan sadar dan tanpa paksaan. 


Temu Media Bersama VIP Allianz 

Para VIP Allianz

Saya juga mendapatkan kesempatan untuk menghadiri acara temu media dengan para VIP Alliaz, yaitu dengan Joos Louwerier selaku Country Manager & President Director Allianz LIfe Indonesia, Ginawati Djuandi selaku Chief Agency Officer Allianz Indonesia, dan Christian Sontani selaku Busines Partner Allianz Star Network (ASN)

Dalam kesempatan ini Joos menginformasikan keinginannya untuk menjadikan Allianz sebagai revolutionary in insurance industry. Dalam kuartal I 2018 saja, bruto Allianz sudah mencapai 3,1 triliun (naik 21%). Dengan menggunakan 3 strategi untuk meramaikan pasar, yaitu pertumbuhan, kualitas, dan pengalaman. Allianz ingin nasabah milenial merasakan pengalaman yang unik dan berbeda dengan kompetitor yang lain. 

Allianz sudah berdiri selama 128 tahun. Wait, emang gak capek itu kaki berdiri selama itu? Sudah tua dan dunia sudah berubah dalam kurun waktu tersebut. Pangsa pasarnya sendiri merupakan generasi milenial. 

Menurut dr. Gina, milenial itu susah-susah gampang, sukanya dengan gadget dan tidak suka dengan paperworks. Oleh karena itu, saat ini Allianz memberikan fasilitas dengan mengembangkan platform ke arah digital, jadi dengan menggunakan aplikasi untuk merekrut, tinggal menunggu 15 menit saja sudah selesai berkas-berkasnya. 

Selain menyasar milenial sebagai nasabah, Allianz juga ingin menargetkan milenial sebagai agen mereka. OJK ingin 10 juta agen, Allian ingin fokus ke milenial. Jadi Allianz tuh pengen jadi asuransi milenial nih, dari milenial untuk milenial gitu. 

Dr. Gina juga menyatakan bahwa Allianz ingin menyelamatkan industri asuransi. Gimana caranya? Dengan mengubah midset masyarakat, terutama milenial, bahwa asuransi adalah tentang proteksi atau perlindungan. Soalnya sekarang ini kan kalo orang liat agen asuransi tuh macam liat virus aja, kabur gitu. Padahal harusnya PROTECT itu kan bagus, melindungi. Jadi salah kaprah mengenai asuransi ini yang bikin orang-orang menjauh dari asuransi. 


Kantor Allianz di BUSS HQ

Kalau menurut Christian, asuransi itu sebagai fondasi keuangan. Apa sih bagian paling penting dari sebuah bangunan? FONDASI, yes? Sama aja seperti membangun keuangan. Menabung mengejar sesuatu yang belum tentu didapatkan. Lalu apa fondasinya itu semua apabila terjadi sesuatu yang tidak diharapkan? 

Saat ini konsep asuransi (kesehatan) menjadi keliru karena PELAKU asuransi aka agen asuransi di luar sana melakukan hal yang membingungkan masyarakat, dengan menjual unitlink. Efeknya jadi menyesatkan karena masyarakat jadi berpikir asuransi itu investasi, padahal kalo artinya asuransi adalah proteksi atau perhitungan. Nah, Allianz ingin meluruskan pandangan masyarakat mengenai salah persepsi terhadap asuransi.

Allianz menjadikan program Life Changer sebagai salah satu langkah strategis untuk mengantisipasi dan emngoptimalkan pertumbuhan pasar di masa depan. Program ini memfokuskan diri pada milenial yang ingin membangun kemampuan kewirausahaan (entrepreneurship) dalam bidang jasa asuransi. Salah satu cara untuk menunjang bisnis dengan milenial, Allianz membuat desain kantor menjadi open working space. Sengaja dibuat seperti ini supaya tempat untuk berbisnis menjadi menyenangkan.

Nah, kalo kamu tertarik dengan Life Changer Allianz dan butuh info lengkap mengenai programnya ini, langsung ke tautan www.allianz.co.id/lifechanger yes!


Sudahkah kamu melindungi diri dengan asuransi kesehatan? Kalo iya, share pengalaman kamu dengan asuransi doooong!



1 comment:

  1. What a great article! Their language is beautiful and fluent, which delights the reader. All in all, this article is really an excellent piece of work!

    ReplyDelete