
Silahkan bilang aku nyinyir. Memang benar. Nampaknya aku ini selalu bikin dosa setiap kali tidak sengaja melihat (iya cuma melihat, bukan menonton. Kalau menonton kan menyaksikan filmnya dari awal sampai selesai) sinetron yang di televisi itu. Bagaimana gak nambah dosa, setiap kali kebetulan melihat, selalu saja komentar miring dan nyinyir. Cuma mencela dan malah jadi gregetan sendiri.
Aku tahu membuat suatu cerita film itu tidak mudah, melibatkan skenario yang bagus (dan membuat skenario pun tidak mudah), kru-kru film, pemain-pemain yang harus berakting mempresentasikan skenario yang dibuat, dan unsur-unsur lainnya. Posisiku di sini cuma sebagai penonton yang jenuh karena setiap hari disuguhi tontonan dengan cerita (yang menurutku dan banyak orang lainnya) tidak bermutu. Yah, jangan salahkan aku kalau akhirnya setiap kebetulan melihatnya, mulutku ini tercetus kata-kata yang tidak enak didengar. Hahaha..
Pada akhirnya, sebisa mungkin aku menghindari sinetron yang ada di televisi. Kalau seperti FTV (Film Televisi) atau mini seri, mungkin masih cukup menarik untuk ditonton. Karena ceritanya tidak berlarut-larut dan mengikuti rating. Kalau mengikuti rating kan semakin tinggi ratingnya, semakin banyak iklannya, dan semakin lama pula sinetron itu tamat. Itu berarti pula ceritanya semakin aneh, semakin bertele-tele, dan semakin gak jelas isinya apa karena banyak (detail-detail) yang tidak masuk akal. *Duh.. Ya Gusti, ampunilah dosa-dosaku..