Thursday, December 22, 2016

[Event Report] Indonesia Local Heroes Goes International




Dalam rangka memperingati ulang tahun JNEke 26, hari Selasa tanggal 22 November 2016 kemarin di XXI Lounge Plaza Senayan. Acaranya yang bertema “Menginspirasi Negeri”, JNE ingin menginspirasi negri dan membuat para pengusaha UKM menjadi Local Heroes yang Go Internasional. Isi kegiatannya adalah makan-makan enak bincang santai bersama Jaya Setiabudi selaku founder yukbisnis.com dan Ria Sarwono selaku founder dari Cottonink, dengan ditemani oleh Kemal sebagai MC.

Acara utama yang bikin saya tertarik banget untuk datang ke acara ini memang sharing dari Jaya Setiabudi dan Ria Sarwono. Sharing pertama diberikan oleh mas Jaya, beliau mengajak anak muda untuk membangun brand-nya sendiri dengan strategi Rename-Repackaging-Repotioning.. Kalau menurut mas Jayayea, ada beberapa hal yang harus diperhatikan supaya bisnis UKM kita berjalan dengan baik, yaitu:



Pertama, BRANDING. Branding adalah suatu aktivitas untuk membuat pelanggan loyal dan menaikkan value di mata konsumen. Dengan apa? Buatlah sebuah "MERK", supaya penetrasi BRANDING produk yang kita pasarkan lebih mudah.

Kedua, RENAMING. Buat nama yang mudah diingat, disebut, menjual, serta logo yang menarik dan eye catching. Kalau kata mas Jaya, "Indonesia sudah terlalu lama menjadi bangsa tukang jahit, bukan pemilik merk. Jadi jangan bangga kalau hanya 'Made in Indonesia', berbanggalah kalau merknya itu merk Indonesia".





Ketiga, REPACKAGING. Buatlah packaging semenarik mungkin, dan berkelas tentunya. Kuasai produknya. Product knowledge itu sangat penting, jangan sampai sebagai owner brand malah tidak tahu dan tidak mengerti apa-apa tentang produk yang dijual.

Keempat, REPOSITIONING. Dalam berbisnis, kita harus memiliki diferensiasi yang jelas agar laku. Dalam pengembangan bisnis UKM, inovasi adalah sesuatu yang sangat penting. Kenapa? Saat ini pasar sudah berkembang, saingan pun sudah sangat banyak. Jika ingin memulai, yaudah mulai dan jangan ragu-ragu! Jangan lupa lihat pasar sekitar, supaya kamu bisa cari sesuatu yang beda dan unik. Kalau dalam bisnis fashion, jadilah pembuat trend, jangan jadi pengikut trend. Create brand, not just sell. Jangan cuma memikirkan omzet, tapi juga bangun database. Pastikan kamu memantau penjualan produk kamu, siapa yang membeli dan di mana lokasinya. Ini penting karena bisa menjadi acuan untuk kemajuan bisnis kamu.



Salah satu pesan dari Mas jaya dalam berbisnis Belajar, Praktek dan berbagi. Sepatu Nike, Kaos Kaki Varia Shocks, dan Kalung Sarah Beekmans Eco Jewelry menjadi bahan studi kasus proses membangun brand pada presentasi kali ini.
Dalam berbisnis, Mas Jaya selalu ingat ucapan sang Ayah yang selalu mengajarkan dirinya untuk menjadi owner, bukan cuma jadi pedagang. Wejangan tersebutlah yang menjadikan YukBisnis.com telah menggandeng lebih dari 1000 UKM hingga saat ini.




Narasumber selanjutnya adalah Ria Sarwono salah satu dari duo founder Cottonink yang juga berperan sebagai Brand and Marketing Director di Cottonink. Cottonink mengawali perjalanannya di tahun 2008 dengan berjualan T-shirt. Pada saat itu, Cottonink hanya bermodalkan satu juta rupiah, hasil patungan berdua dengan Carline Darjanto, dan menggunakan JNE untuk ekspedisi pengiriman produk. Selama perjalanannya, Cottonink ini juga sudah beberapa kali berganti logo.

Pada awalnya, yang membeli T-shirt dan syal milik cotton ink adalah teman-temannya Ria dan Carline sendiri dengan memanfaatkan FB dan blog untuk penjualannya. Penggunaan Facebook membuat pertumbuhan bisnis Cottonink melaju cukup cepat. Baju yang dibuat pertama di Cottonink adalah baju desain sendiri yang pembuatannya di Bandung, dibantu teman-teman untuk mencari penjahit dan memasarkan produk. 



Kenapa akhirnya Cottonink memutuskan bikin brand sendiri? Karena awalnya yang terpikir adalah “Kayaknya Enak Kalau Punya Duit Sendiri nih!” sampai akhirnya munculah ide untuk menjual Obama T-shirt.

Pada 2010 Cotton Ink akhirnya memiliki situs sendiri, Nah, penggunaan situs brand juga penting nih, semakin bagus situsnya, semakin menarik, nantinya semakin banyak orang belanja. Ria sepakat dengan Mas Jaya dengan kata-kata “E-commerce bukan trend, tapi merupakan masa depan”. Walaupun terkesan terlambat di INDONESIA, namun sekarang penjualan online trus berkembang. Selama 10 tahun belakangan perkembangan e-commerce UKM melesat dan para pelakunya adalah anak-anak muda berusia 30an.

Dalam 8 tahun perjalanannya brand cottonink sudah cukup dikenal masyarakat Indonesia. Pada saat memulai usahanya dulu belum ada produk ready to wear dan Cottoink bertekad untuk jadi top of mind ready to wear di Indonesia. Delapan tahun tersebut dilalui dengan modal melihat dan mempelajari apa saja trend yang terjadi di luar negeri termasuk berjualan online. Jadi Cottonink ini merupakan merk lokal yg menjadi imprint utk brand Indonesia di pasar fashion online

Perlu kita ingat, di tahun tersebut berjualan secara online belum ngetrend seperti sekarang ini. Bagi Ria dan partner, investasi terbesar suatu bisnis adalah Brand itu sendiri. Sampai saat ini Cottonink sudah mengirim ke 300 kota di Indonesia bahkan ke negara tetangga. Nah, pada bagian inilah JNE sangat berperan dalam pendistribusian barang. Dalam satu bulan, Cottonink bisa mengirim sampai 3000an paket.

“Orang yang pertama ke medan perang, adalah yang menang”. Ini adalah pepatah Cina yang dipegang Ria. Sampai akhirnya bisa mensejajarkan brand Cottonink dengan brand luar negeri lainnya. "Spain punya Zara, Sweden punya H&M, Indonesia punya Cottonink", sebut Ria.



***



Oke, sebelum narasumber berbagi cerita, acara dibuka a
cara dibuka dengan doa bersama dan menyanyikan Indonesia Raya pada pukul 1 siang, setelah makan siang jam 12, dan setelah cukup lama menunggu dari waktu undangan acara yang diinfokan kepada peserta, yaitu pukul 10:30 pagi. Kemudian oleh Bapak M. Feriadi, presiden Direktur JNE, dijelaskan profil singkat JNE. Informasi dari beliau, saat ini JNE sudah melayani 16 juta kiriman per bulannya di enam ribu lokasi dengan mitra 25 ribu orang. Selain itu, JNE juga membantu produsen makanan yang ada di daerah dengan produk layanan PESONA (Pesanan Oleh-Oleh Nusantara), bekerja sama dengan 600 vendor di seluruh Indonesia. Kalau ditotal nih kurang lebih ada 4000 makanan di seluruh Indonesia. Banyaaak yaaa!

Itupun kayaknya belum mencakup semua makanan khas di daerah-daerah di seluruh Indonesia ya? Secara Indonesia itu kulinernya kaya banget. Dan dengan layanan ini, gak perlu ke asal daerahnya juga untuk menikmati makanan khas daerah atau makanan khas kampung halaman karena tinggal minta dikirim ajaa.. Well, dengan catatan makanan yang diinginkan termasuk makanan kering, sehingga tidak mudah rusak pada saat pengiriman.



Ohiya, saat ini JNE sudah memiliki aplikasi yang sudah bisa diunduh di google play store, namanya My JNE. Pada aplikasi itu nantinya kamu akan bisa mengecek tarif pengiriman, lokasi JNE terdekat, dan ada juga fitur COD (Cash On Digital).
Tips kalau mau paket kamu sampai dengan baik: 
Berikan nama, nomor telepon yang dapat dihubungi, dan alamat LENGKAP dengan kelurahan, kecamatan, dan kode pos.

Tips ini berlaku secara umum ya, apapun jenis ekspedisi yang kamu gunakan. Soalnya Indonesia ini kan luas ya, banyak daerah yang memiliki nama yang sama. Kalau kamu memberikan alamat yang lengkap, akan memudahkan pendataan sehingga paket kamu gak nyasar di tempat lain yang namanya sama atau mirip. Alamat lengkap itu sangat penting, memudahkan penjual supaya bisa mengirim paket kamu dengan baik.









Ingat, percaya diri dalam memulai usaha dan juga Rename-Repacking-Repositioning langkah agar brand UKM naik kelas. Cintai produk dalam negeri, dan yuk sama-sama naik kelas dan menjadi pemilik merk!


Terima kasih JNE Indonesia sudah mengundang saya hadir, acaranya informatif banget!

2 comments:

  1. Aku bisa dibilang salah satu customer awal Cotton Ink karena temenan sama Ria di FB. Beli Cotton Ink pas awal-awal dia jual syal (dan aku ada 6 biji).

    Kayaknya syal lama Cotton Ink kalau dijual bisa mahal nih. #eh

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah, chika anak lama! #eh

      Jadi kaya buku dong, edisi awal-awal itu edisi yang akhirnya dicari kolektor. :))

      Delete