Banyak kejadian yang terangkum dalam beberapa hari di akhir minggu kemarin. Kejadian yang (lagi-lagi) bikin mellow, gloomy, dan merasa patah hati. *Bahkan sempat seorang teman memanggilku dengan sebutan miss Galau* Cape gak sih patah hati berkali-kali? Yang ini malah agak spesial, sudah merasa patah hati bahkan belum sempat memulai hubungan apa-apa.
Kalo cuma dipanggil miss Galau sih masih mending. *Emangnya gue segalau itu ya boow??* Yang agak menyebalkan ketika melihat reaksi teman seorang teman di ym. "Oi! Tejeeeee yuuuk. Kapan mau Teje lagi? Butuh Tejee! Lagi patah hati", teriakku. "Patah hati? Lah, bukannya udah lama? Bukannya dari kemaren-kemaren udah patah hati?" "Dezziinkgh! :| :((, tertohok..."
Hidup memang tentang pilihan. Bagaimana mengambil dan menentukan sebuah pilihan. Dan Hari Jumat kemarin, diriku terjebak di antara dua pilihan. Pilihan yang sangat dilematis, karena aku merasa apa yang ku pilih pasti akan memberikan efek yang sangat besar. Dan ternyata benar..
Pilihan yang ku ambil kemarin, entah salah entah benar, atau entah memang jalannya harus berakhir seperti itu. Agak sedikit merasa ada kesalahpahaman di sana. Kesalahpamahan yang disebabkan oleh teknologi bernama sms. Jarak yang jauh (pada saat itu), komunikasi cuma lewat sms. Gak bisa liat ekspresi muka dan intonasi yang sebenarnya. Apalagi saat itu aku berasa di mobil dalam perjalanan luar kota daaaaaan mabok darat! Menyebalkan!!
Atau apakah itu adalah jawaban atas doaku sebelumnya? Doa yang meminta kejelasan arah hubungan itu, doa agar bagaimana hatiku harus bersikap dan mengambil keputusan. Mungkin.. bisa jadi.
Tapi kenapa masih tetap gak rela ya? Gak rela kalau tidak akan ada satupun kata darinya, tidak ada kabar darinya. Iya, karena dia sudah memutuskan semua hubungan denganku. Baik lewat sms, telpon, ataupun pertemuan-pertemuan denganku.
Gak rela karena sebenarnya kita memiliki perasaan yang sama. Tapi mungkin karena sifat atau situasi yang ada, membuatku (mungkin kami berdua?) kurang jujur akan perasaanku sendiri. Perasaan yang diriku sendiri masih bertanya-tanya arah perasaan itu. Bertanya-tanya tentang hatiku sendiri karena aku tak mengerti hatiku. Perasaan yang sebenarnya takut kuakui karena rasa takut bahwa aku memiliki perasaan suka dan sayang. Ya, aku takut mengakuinya karena aku takut untuk mengalami patah hati (untuk kesekian kalinya). Walaupun ternyata, tetap saja akhirnya sama. Patah hati...
Ya, menyesal memang datangnya belakangan. Walaupun rasanya ingin ku memutar waktu dan memperbaikinya, namun tetap saja tak mungkin..
Ya Tuhanku, hiasilah malam-malamnya dengan mimpi-mimpi akan kehadiranku. Buatlah agar Ia memikirkan dan merindukanku. Buatlah ia merasa menyesal. Dan buatlah Ia tetap memikirkanku, dalam sadarnya, dalam tidurnya, dalam setiap waktu di hari-harinya.
*Doa gak bener inih*
*Masih tetep gak rela*
No comments:
Post a Comment