Sunday, March 30, 2014

Are You Happy?



"Apakah kamu bahagia?"



Jadi gini, beberapa waktu yang lalu saya sempat dapat pertanyaan seperti ini. Kurang lebih intinya seperti itu. Ada dua orang yang bertanya di malam yang sama. Dua-duanya sahabat saya. Malam itu saya lagi ngobrol dan cerita hal-hal yang sedang terjadi sama saya belakangan ini. Ngasih ringkasan lah. Sampe pada akhirnya berujung curhat sih. Dengan hal yang berbeda yang saya ceritakan ke masing-masing orang. Karena pada dasarnya saya cuma menjawab apa yang mereka tanya ke saya.

Memang dasar lagi gundah gulana, jadilah senggol curhat. (Kapan gak gundahnya, Jeng?) Mereka nanyanya dikit dan saya jawabnya banyak. Hahaha Saya bukan orang yang gampang buat cerita atau curhat, dan pas saya curhat pun gak semua hal saya keluarin. Waktu itu pun saya juga cuma curhat seadanya, kebanyakan cerita karena saya udah lama gak ketemu sama mereka. Sampai pertanyaan dan pernyataan mereka membuat saya tertegun.


"Tapi elo bahagia kan, Jeng? Gue cuma gak mau liat elo terluka lagi."

"Kamu bahagia gak, Jeng? Aku cuma pengen liat kamu bahagia".

Saya bilang, "Aku gak yakin bisa bahagia selama aku belum berdamai sama diriku sendiri. Bahagia itu ditentuin sama diri sendiri, bukan bergantung sama orang lain."

"Mau aku punya pasangan pun, belum tentu dia bisa bikin aku bahagia. Apalagi kalo dia gak serius sama aku, gak niat bikin aku bahagia, dan kata-katanya gak bisa dipegang."


(Lah, katanya bahagia cuma bisa dari diri sendiri?)


"Iya, memang bahagia ditentukan sama diri sendiri. Tapi kalo lo punya pasangan, lo punya seseorang, yang bisa narik lo ke arah yang lebih bahagia, itu bakalan ngebantu banget. Setidaknya ngurangin atau ngebagi beban lo", tambah sahabat saya.

Iya, omongannya juga masuk akal. Pasangan memang turut andil dalam perasaan-perasaan kamu. Bisa besar atau kecil, tergantung gimana perasaan dan ekspektasi kamu ke dia.

Lesson learned. Hard.

Saya sudah pernah mendapatkan pelajaran yang keras banget soal mempercayai dan menggantungkan harapan saya pada orang lain, terutama pada pasangan saya.  Yang awalnya memberikan janji ini dan itu, tapi pada akhirnya saya tau bahwa omongan dan integritasnya gak bisa dipegang. When he left, was one of the hardest thing in my life. But I survived. Dan saya harusnya merasa beruntung karena diselamatkan dari orang semacam itu dalam hidup saya.

Mereka yang bertanya sudah pernah melihat betapa hancur dan tidak bahagianya saya pada saat terjadi hal-hal yang membuat saya terpuruk. Salah satu orang yang bertanya, tahu apa saja hal-hal buruk yang pernah terjadi sama saya. Hal-hal yang membuat saya hampir gila yang membentuk dan memberikan andil yang sangat besar terhadap saya yang sekarang.

Omongan klise soal "everything's happen for a reason" itu memang benar kok. Semua yang terjadi dalam hidup kamu itu ada alasannya dan ada hikmahnya juga, kalo kamu mau cari tahu. Dan kalo dipikir-pikir juga, rasa sakit itu menempa dan membentuk kamu menjadi orang yang lebih kuat. Tinggal masalahnya kamu mau nerima segala hal yang terjadi sama hidup kamu atau enggak aja sih, termasuk hal-hal buruk yang bikin kamu mengganggap Tuhan itu tidak adil sampai akhirnya kamu marah dan tidak percaya Tuhan.

But it's a process. Proses dan jalan hidup setiap orang berbeda-beda. Dan cara setiap orang dalam mengatasi dan menghadapi apa yang terjadi sama mereka juga berbeda-beda. Jalan yang dilalui dan ditempuh setiap pejalan juga akan berbeda. Hidup adalah pilihan, dan apa yang kamu pilih akan membawa langkahmu ke jalan yang berbeda dengan orang lain. Ah well, sepertinya racauan saya sudah mulai panjang. Let's stop here for now.


Expectation kills. If you can't have a zero expectation, at least try to make is less, and less to minimaze the pain. That's what I thought right now.



Kamu sendiri gimana, apakah kamu bahagia? Hal-hal apa saja yang bisa bikin kamu merasa bahagia? (=




sent by Morpheus

7 comments:

  1. I am
    dan sepanjang proses menuju perhelatan pun cobaan terus datang
    tapi kami kuat karena kami terus bersama.

    Cari pasangan yang mau berbagi suka dan duka, pasangan yang mau saling melengkapi, saling memahami, yang terpenting pasangan yang mendukung setiap langkahmu dan rela melakukan apapun demi melihat kamu bahagia.

    Jangan galau mulu jeng *pelukpeluk*

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aaak.. Cici Liondaaa...
      Iya, memang. Sedang dalam proses pencarian dan penantian. Hihi

      Kamu juga semoga lancar semua rencana kamu dan kalian ya. Semoga langgeng terus!

      Makasih bebebs! *peluk-peluk*

      Delete
  2. Expectation kills. If you can't have a zero expectation, at least try to make is less, and less to minimaze the pain. That's what I thought right now ??

    ReplyDelete
  3. Wah, keterbukaan yang kamu tampakkan, sepertinya akan membuka pintu kebahagiaan itu mbak. Saya suka baca kisahnya Mbak...

    ReplyDelete
  4. Writing makes you feel better, no?
    Gue belum bahagia. Mudah2an nggak lama lagi gue bahagia. Amin!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Haha.. Iya..
      Cuma gue sering males nulisnya aja sih..

      AMIN!

      Delete