Wednesday, February 15, 2017

Pilkada (DKI Jakarta) 2017




Tahun 2017 ini pilkada atau pemilihan kepala daerah serentak dilakukan di berbagai kota dan provinsi di Indonesia, termasuk ibukota DKI Jakarta. Pemilihan Gubernur DKI 1 ini adalah topik yang amat sangat hawt jadi perbincangan bahkan sumber keributan. Berbulan-bulan ini sentimen negatif maupun positif mengenai calon Gubernur DKI Jakarta mewarnai media sosial dan media pemberitaan di Indonesia.

Well, selama beberapa bulan terakhir ini saya jadi tau siapa saja yang bigot, rasis, dan fasis di antara teman-teman saya.

Kamu mau pilih calon yang manapun ya sebenarnya gak masalah buat saya sih. Selama kamu yakin calon yang Kamu pilih nantinya bisa mengemban amanah dan membangun Jakarta (dan kota Kamu) jadi lebih baik lagi. Yah, tanpa harus memaksakan kehendak Kamu ke orang lain dan memaki-maki paslon ataupun pendukung paslon tersebut ya. Paling gak, saya jadi cukup tau kamu orang yang macam apa kalo kaya gini, gak bisa nerima perbedaan. Padahal untuk meniqa aja kan harus beda jenis kelamin. :(

Iya, saya akui saya kadang suka kelepasan mencela pendukung (dan) paslon lain, bukan kenapa-kenapa, malas aja mainannya bawa-bawa agama. Tapi saya simpan untuk ngomong ke diri sendiri aja sih, bukan bawa-bawa soal agama atau fisik. Soalnya mereka dengan mudahnya mentapirkan* orang lain, saya bahkan disuruh pindah agama dan dibilang tapir. Yang suka mentapirkan orang lain itu memangnya yakin bakalan langsung masuk surga? Lagian, urusan saya sama Tuhan saya bukan urusan Kamu sih.. 

Oke, balik lagi soal Pilkada DKI 2017, saya juga punya teman yang berbeda pandangan dengan saya, dan sejauh ini Kita (nampak) masih baik-baik aja. Memangnya Kita harus punya pandangan dan pilihan yang sama? Enggak kan. Berbeda itu baik kok. Toh Indonesia memang terdiri dari berbagai macam suku dan agama, masa mau Kita anggap sama semua? Yang suku dan agamanya sama aja, secara individual masih orang yang berbeda. Yang penting sih soal caranya aja. Masa iya Indonesia yang jelas-jelas majemuk ini mau dijadikan homogen? Lupa sama Pancasila? Lupa sama semboyan Bhinneka Tunggal Ika? 

Yang koar-koar bilang NKRI harga mati tapi kerjaannya tebar kebencian memangnya bisa dipercaya? Yang ada jurang perbedaan dan toleransi semakin besar dan jauh. Masyarakat hidup dalam ketakutan dan kecurigaan karena mereka berbeda. Di Amriki sana dengan presiden barunya yang fasis itu, orang-orang yang kalian katain tapir itu malah membela penduduk yang muslim karena ada kampanye 'BAN MUSLIM', eh di sini sodara sendiri yang beda pendapat (muslim or not) malah Kamu tapir-tapirkan. Sehat, bro? 

Pada dikasih akal kan? Basi lah sebenarnya pakai goreng isu agama untuk hal-hal yang sebenarnya politik untuk memperebutkan kekuasaan, yang di belakangnya sebenarnya sama sekali gak agamis. Kok ya pada rela punya pemimpin yang korup? Saya sih gak rela. Uang NEGARA yang harusnya bisa untuk kemaslahatan rakyat banyak, ya harusnya balik lagi ke rakyat dalam bentuk fasilitas-fasilitas umum yang mempermudah dan mensejahterakan hidup rakyat dong. 

Emang itu UUD 45 kurang sosialis gimana sih? Segala kekayaan negara itu untuk kesejateraan rakyat banyak, bukan segelintir golongan. Lupa? Baca lagi gih! *Ikut baca* 

Memangnya Kamu rela aja duit Kamu masuk ke kantong para penguasa dan hidup Kamu makin susah? Kan dikit-dikit Kamu nyalahin pemerintah, bilang kerja mereka gak becus. Makan uang rakyat lah, gak peduli sama rakyat lah, ini lah, itu lah. Giliran ada pemimpin yang kerja beneran melayani masyarakat, malah kaget kaya gini. Punya pemimpin yang benar-benar membangun dan merapikan sistem itu rejeki besar buat saya. Yang saya rasakan sekarang ini, saya ngurus dokumen jadi mudah, gak ada pungli, kalo ada fasilitas umum yang rusak tinggal lapor dan nanti ada pemda yang mengurus, udah gitu kalo ada yang macam-macam dan kerjanya gak benar bisa dilaporkan dan ditindak. Dulu mana bisa kaya gitu? Dengerin keluhan rakyat aja enggak, peduli aja enggak.. 

Memang sih, gak ada manusia yang sempurna, karena sesungguhnya kesempurnaan hanyalah milik Allah semata. *Benerin kerudungan* Kalau memang nantinya pemimpin yang bertugas bikin salah, ya jadi hak kita juga untuk protes, ngasih pendapat, dan mengoreksi beliau-beliau itu. 

Pilkada tahun ini kayaknya bikin orang-orang yang selama ini apatis, jadi menggunakan hak suara mereka. Kaya Mr. A gitu. Entah beneran milih entah cuma menggunakan haknya sih. Setidaknya kali ini dia mencoblos, mungkin sakit empetnya. X))) Kalo soal 'jangan sampai pilkada memisahkan kita' mah kasusnya udah banyak yes? Soal Trump dan Hillary aja bikin banyak pasangan putus atau bercerai, di sini juga sama sih. Banyak yang tadinya teman eh jadi musuhan gara-gara pilihan calon mereka. Jangan sedih lah, bentar lagi pemilihan presiden, lanjut aja sekalian gorengan isunya. Paling nanti isu yang sama yang dipakai, gak kreatif lah. 

Kalo keluarga saya, dari dulu sih terserah mau milih (partai) apa dan siapa. Gak pernah maksa. Jaman masih partai yang maju pemilu aja, pilihan saya dan orang tua saya beda. Debat? Pasti ada. Musuhan gara-gara itu? Alhamdulillah enggak ya. Dan kita tetap menghormati pilihan masing-masing, walaupun kadang pake cela-celaan dikit. Saya aja gak peduli waktu pasangan saya bilang dia mau golput, ya pilihan dia sih. Masa iya saya paksa? Di pemilihan yang sebelumnya (pemilihan legislatif kalo gak salah) saya juga golput kok, tapi tetap mempergunakan gak suara saya. Soal pilihan kan soal kepercayaan, kalo menurut dia gak ada calon yang oke, ya biarkan saja. Saya katain tapir emangnya? Kan enggak. 

Hari ini saya dan keluarga sudah mempergunakan hak pilih saya, untuk Jakarta yang lebih baik lagi. Siapapun yang terpilih nanti mudah-mudahan Jakarta jadi lebih baik, jangan sampai dia cuma memikirkan golongannya aja sih. Kalopun paslon yang saya pilih gak menang, mudah-mudahan saya bisa let it go *insert suara Elsa jadi backsound* dan cepat muvon. Maklum, Cancer dikenal suka baper dan susah muvon. :( 


HIDUP JAKARTA, HIDUP INDONESIAAAA! 



PS: 
- Harusnya curhatan saya ditulis dari sebelum pilkada ya?. Tulisannya jadi serius dan panjang gini..
- Sorry for the finger, sengaja gak celup tinta ungu di jari kelingking, biar bisa tetap ngupil tanpa terganggu. :')


*Mentapirkan: maksudnya mengkafirkan. Bukan mengubah seseorang jadi tapir gitu. #digelasin

2 comments:

  1. iseng gugling tengah malem, trus tulisan ini muncul di halaman pertama.
    wuihhh hebat euy kaka ajeng.
    but, pas udah kejadian kejar2an suara kek gini, suasana timeline socmed makin bikin ngelus2 dada ya jeng?
    hehehe... semoga teman2 kita itu tidak "kebablasan"

    as_3d

    ReplyDelete
    Replies
    1. Jadi makin ramai sih emang. Masuk putaran kedua ini tinggal dua paslon yang tersisa, mudah-mudahan nanti siapapun yang menang akan mengemban amanah dengan baik. Seandainya memang gubernurnya ganti, mudah-mudahan paslon yang memimpin bisa meneruskan program-program baik yang sudah berjalan.

      Terus semuanya gak makin jadi saling benci. Lelaaaah..

      Delete