Kepada Nona yang meragukan pasangannya,
Pertama-tama mungkin saya harus berterima kasih karena rasa keingintahuan Nona terhadap saya. Apapun alasan di baliknya, yang jelas saya sangat tersanjung.
Saya tidak tahu apa salah saya padamu, Nona. Saya merasa tidak melakukan apa-apa yang membuat Nona sampai membenci saya. Kita bahkan bisa dibilang tidak saling mengenal. Tapi kalau saya memiliki salah kepada Nona, mohon dimaafkan. Karena manusia itu tempatnya salah. Dan mungkin ada kesalahan-kesalahan tak termaafkan yang tidak sengaja saya lakukan.
Saya juga tidak tahu apa yang dia katakan kepada Nona. Mungkin banyak yang negatif mengenai saya. Apalagi mengingat hal-hal yang pernah Anda tanyakan kepada saya mengenai seseorang -yang dekat dengan Nona- dan apa yang terjadi selama sekian tahun hubungan kami. Nona cuma tahu dari satu sisi saja kan? Saya tidak mau memberikan keterangan ataupun konfirmasi apapun karena saya takut kalau nanti saya bisa menjadi sumber perpecahan kalian, seperti yang pernah dia lakukan terhadap hubungan saya dengan orang lain. Dengan sengaja. Dan kemudian tidak sengaja Nona baca isinya, yang saya sendiri sudah lupa apa isinya.
Mungkin kalau menurut standar kalian, saya itu sudah rusak. Perempuan yang sudah sangat rusak akhlak dan kelakuannya. Mungkin kalian mengutuk dan melaknat saya. Saya tahu kalau dia menghakimi saya atas diri saya sekarang ini. Saya tidak tahu bagaimana dengan Nona, mungkin pandangan kalian sama terhadap saya. Saya dihakimi atas masa lalu saya dan masa sekarang saya. Iya, saya marah atas penghakiman itu, saya marah karena seakan-akan dia adalah orang paling benar dan paling suci. Munafik! Toh bisa dibilang apa yang terjadi pada saya sekarang ini, dia juga turut andil memberikan porsinya.
Tapi saya sadar, marah tidak akan mengembalikan apa-apa, marah tidak akan dapat mengembalikan apa yang telah hilang dalam hidup saya. Toh semuanya sudah terjadi, sudah lewat. Saat ini saya hanya berusaha jujur terhadap diri saya sendiri. Inilah saya sekarang. Silakan hakimi saya semau kalian. Saya tidak peduli.
Suatu ketika Nona mengirimkan pesan pendek bahwa Nona ingin mengembalikan dia kepada saya? Apa Nona ingat hal itu? Untuk apa? Maafkan saya, tapi saya merasa itu lucu sekali. Kalau dia ternyata memang sudah turut andil untuk merusak saya -menurut standar kalian- buat apa juga saya kembali lagi padanya? Setelah apa yang dia lakukan dan katakan tentang saya juga selama ini.
Oh, tenang Nona, jangan khawatir. Saya tidak tahu apa saja yang telah dia katakan karena tidak ada komunikasi di antara kami. Iya, saya hanya berasumsi. Berasumsi dari kata-kata yang pernah dia tuliskan di laman pribadinya yang -sepertinya- ditujukan untuk saya. Ohiya, saya juga berasumsi dari kata-kata yang pernah Nona tanyakan kepada saya tempo hari. Untuk kata-kata dan cerita yang pernah dia ucapkan, silakan kalau Nona mau percaya, saya tidak peduli.
Jadi apa yang membuatmu iri kepada saya, Nona? Saya hanyalah seseorang di masa lalunya yang -menurut saya- ia benci. Saya selalu disalahkan atas apa yang terjadi. Saya tidak disukai oleh keluarganya karena siapa saya dan keluarga saya. Orang tuanya tidak pernah memercayai saya. Saya bukan siapa-siapa bagi mereka, tidak sebanding dengan Nona yang -saya lihat- berpendidikan tinggi. Jadi sebenarnya apa masalah Nona terhadap saya?
Apakah salah saya kalau kemudian Nona meragukan pasanganmu sendiri? Nona mengatakan kalau kamu tidak yakin bahwa pasanganmu sekarang adalah lelaki baik yang bisa menjadi suami dan ayah yang baik dan Nona juga takut kalau anak kalian nantinya akan memiliki sifat-sifat yang tidak baik. Kalau Nona benar-benar mencintainya, seharusnya Nona bisa menerima masa lalunya seperti apapun itu. Itupun kalau Nona benar-benar yakin dan mencintainya.
Kemudian bagaimana saya bisa membantu Nona kalau saya sendiri tidak tahu alasan kenapa Nona membenci saya? Dan maaf, saya bahkan tidak pernah bertemu kalian atau mengganggu kehidupan kalian selama ini setelah entah kapan terakhir kita bertemu. Saya sama sekali tidak ingin dan tidak ada maksud untuk merusak hubungan kalian. Saya hanya ingin hidup tenang menjalani hidup saya, tapi kenapa kalian selalu memasukkan saya di dalam hubungan kalian?
~Perempuan yang Nona Benci
Mudah-mudahan jadi yang pertamax... fitnah memang lebih pahit.. sabar saja yang penting jangan jotos jotosan.. yoo
ReplyDeleteHihihi.. Gak perlu jotos-jotosan.. :)
Delete*peluk ajeng*
ReplyDelete*ndusel-ndusel*
Delete*peluk ajeng erat-erat*
ReplyDeleteKapan kita sesi curhat lagi... kuping dan bahuku selalu tersedia buatmu beb... :')
Nungguin kamu kapan availablenyaaaaaaaaaaaaa...
Delete